Kugoreskan tinta air mata
Sebaris kata mengucur tertahan
Oh, ini tentang negeriku
Negeriku dilanda krisis udara
Negeriku negeri bumi melayu
Bumi elok berselimut kelam kabut
Sedang dulu seantero tahu
Negeri melayuku benderang penyesap asap
Goreskan tinta air matamu
Ukirkan frasa-frasa tangis berirama
Oh, sadarkah anak negeri mati di gunduk permata
Tenggelam dalam kubang pekat kehidupan
Oh, negeri nama tinggalkan cerita
Sedang anak-anak bersorak menyeruak
Menggema, mengetarkan denting-denting pedih hidup mereka
Kamukah anak si putra tuan bernegeri?
Sadarkan tuanmu, anak negeri melara sendu
Torehkan sisa tinta air matamu
Larikkan frasa pengorbananmu
Oh, aku tak ingin negeriku hibernasi
Sementara aku kan singsingkan lenganku
Gores dan titikkan sisa air mata
Larutkan dengan bulir keringat prihatinku
Kamu dan aku putra negeri satu
Sungguh layak jikalau terbangun dan membangunkan
Ku goreskan tinta air mata
Aku masih punya kalimat-kalimat hebat
Oh, habis sudah tinta air mata
Tidak, negeri melayuku tak kan habis
Aku hamba negeri masih bersaksi
Tak melayu hilang di bumi
Rabu, 29 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar